Labels

nnifson.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 30 September 2012

Backpacker Thailand - Day 1 (First Step in Bangkok)


                                                                                                                                                 Day 2 >>
Ini adalah ringkasan perjalanan saya selama backpacker ke Thailand dan ini pertama kalinya saya menjadi leader dalam perjalanan ini. Saya di Thailand selama 10 hari terhitung sejak tanggal 10-19 Sept 2012. Sebenarnya saya berangkat kesana bertiga, namun karena ada kendala di luar perkiraan akhirnya saya hanya berdua saja, Ivan namanya. Namanya aja juga backpacker, jadi ya berangkat kesana dengan modal keberanian dan kenekatan saja. Dengan budget yang minim (sampe jual BB kesayangan segala..hehe), saya berencana akan menghabiskan waktu di Thailand saja.

Rencana backpacker ini sebelumnya hanya iseng-iseng aja. Bermula dari sebuah pameran AirAsia di Tunjungan Plaza Surabaya. Kebetulan pada waktu pameran itu, saya sempat ngambil brosur-brosur wisata ke ASEAN. Saya tertarik dengan sebuah brosur yang eye-catching, yaitu trip ke Thailand. Saya pun berencana pergi kesana.
Lanjut cerita, saya mendapat kabar dari Ivan kalau ada promo AirAsia ke Bangkok. Saya pun sangat tertarik untuk mengambil promo itu. Saya berdiskusi sama Ivan dan akhirnya dia mau. Kemudian dia ajak temen ceweknya, Nabila. Akhirnya kami bertiga pun mendapat promo AirAsia untuk bertiga keberangkatan SUB-BKK PP pada pertengahan Maret 2012 (tepatnya agak lupa..hehe).
Day 1 : 10 Sept 2012 (First Step in Bangkok)
Sebelum berangkat, ada kabar yang menyebutkan bahwa Nabila tidak jadi berangkat karena ada kepentingan yang tidak bisa di tinggal, apalagi kalau bukan masalah kuliah n pacar.hehe..:-). Akhirnya saya hanya berangkat berdua saja.
Sebelum berangkat, saya menukarkan uang rupiah saya dulu ke baht. Saya sempat browsing dulu tentang tempat penukaran uang tersebut, namun itu semua tidak mempermudah saya dalam prose situ. Saya mulai mencari penukaran uang pukul 10.30 WIB, namun tidak ketemu lokasinya. Akhirnya saya iseng ke kawasan ruko di Bratang, dan ternyata ketemu sebuah tempat penukaran uang, yaitu ”Wangi Valas”. Saya kena rate Rp 315,- untuk setiap baht-nya dan menukar 1 US$ karena saya sangat kepengen sekali dari dulu. J
Setelah selesai, saya pun balik ke kost setelah sebelumnya mengisi perut terlebih dahulu. Pukul 12.45 WIB saya dan Ivan pun berangkat ke Bandara Juanda setelah mengecek perlengkapan yang dibawa. Saat itu saya membawa tas ransel warna ijo dan tas jinjing warna item. Cukup efisien untuk sebuah perjalanan yang akan merubah pandangan saya tentang luar negeri.
Sampai di Juanda pukul 13.20 WIB, saya pun langsung ke tempat check-in AirAsia, lalu ke Imigrasi. Tidak ada pengecekan yang terlalu serius disini. Saya cuma ditanya,”Beneran mau ke Bangkok??” ya saya jawab aja,”Yakin lah, Pak” (agak judes seh orang nya.. J)
Setelah menunggu selama 1 jam lebih, akhirnya waktu pemberangkatan pun tiba. Ketika di bus menuju ke pesawat, saya melihat nenek tua yang gak kebagian tempat duduk, dan saya pun memberikan tempat duduk saya kepada nenek tersebut (semoga kebaikan ku ini memberikan keselamatan selama berada disana. Amin). Satu lagi, bis nya tanpa AC. Tapi untung saja hanya sebentar.
Pesawat pun berangkat tepat jam 15.00 WIB (molor 5 menit dari waktu yang telah ditetapkan). Selama perjalanan, saya sempatkan untuk membuka majalah yang disediakan, dan melihat tentang destinasi wisata lainnya di luar negeri (mengharap bisa ke negara tersebut). Ternyata di pesawat banyak juga orang-orang Indonesia yang sudah berumur mengikuti paket wisata ke Thailand. Enak juga ya jadi mereka,,hehe.
1 jam perjalanan membuat perut saya menjadi lapar. Untung saja, teman saya membawa roti dan aya pun melahapnya.
Pukul 18.40 tiba di Suvarnabhumi Airport. Perjalanan memakan waktu 3 jam 40 menit. Dan benar sekali, ternyata arsitektur bandara nya sangat memukau. Luas dan bagus. Saya pun sempat berfoto-foto juga ketika disana karena ini adalah terakhir kalinya penerbangan AirAsia akan menggunakan bandara ini sebagai bandara kedatangan penumpang, dimana akan dialihkan ke Bandara Don Mueang. Setelah melalui proses imigrasi, saya pun pergi ke ARL (Airport Rail Link) untuk menuju ke Phaya Thai. Setelah sebelumnya browsing dulu tentang letak ARL di Suvarnabhumi, akhirnya ketemu juga tempatnya. Ternyata Stasiunnya berada di lantai bawah bandara itu.

Foto ketika di Suvarnabhumi Airport
Dari sini lah, pengalaman saya dimulai. Ketika hendak membeli tiket, saya bingung karena mengunakan Ticket Vending Machine. Namun, agar tidak terlalu malu saya pun melihat dulu yang dilakukan orang-orang sebelum saya. Setelah mengetahui, saya pun melakukan hal yang sama. Namun yang terjadi diluar perkiraan saya. Setelah memasukkan uang kertasa ke dalam mesin, uang tersebut keluar lagi. Saya pun berpikir mungkin kebalik letak uang nya. Kemudian saya balik posisinya, namun juga tidak berhasil. Setelah saya lihat-lihat di mesinnya, ada tulisan angka 100, 50, 20. Saya baru sadar kalau itu adalah pecahan yang bisa digunakan, sedangkan uang saya 1000 Baht. Saya pun segera menukarkan 1000 Baht itu kepada counter dan mendapatkan tiket berupa sebuah koin. Kemudian, koin itu digunakan untuk membuka gate ke ARL. Tiket dari Suvarnabhumi ke Phaya Thai 45 Baht. Tidak lupa juga saya mengambil beberapa buah peta Bangkok yang ternyata akan sangat berguna sekali dalam perjalanan saya nantinya.
Singkat cerita, naik lah saya di ARL. Saya duduk di depan seorang cewek Thai bersama adiknya. Cantik seh J. Saya kembali melihat sekitar, ada 4 anak gaul gak tau darimana, yang jelas matanya sipit (kaya gue) juga backpackeran. Kemudian saya mengamati tiket ARL. Terbersit di pikiran saya, kenapa kita gak pesen tiket yang deket aja, nanti turunnya di tempat yang jauh? Hehe.


Airport Rail Link
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, sampai lah di Stasiun Phaya Thai. Kemudian saya mencari kendaraan ke Khaosan Road. Ada banyak Taxi Meter disana, namun sebelum saya mendapatkan sebuah taksi, datang lah supir tuk-tuk menghapiri kami. Saya pun menjelaskan kalau saya mau ke Khaosan Road. Dia langsung bilang “100 Baht”. Saya tawar, akhirnya kena 80 Baht, itu pun dia gak bisa bahasa inggris dan bisanya pake huruf Thai yang kayak aksara jawa itu. Dia pun menuliskan harganya di telapak tangan dia. Saya kemudian memberikan alamat hotel saya kepada si supir tuk-tuk. Di situ selain huruf latin, juga ada tulisan alamat hotel dalam tulisan Thai dengan harapan jika tidak bisa baca uruf latin, masih bisa baca huruf Thai itu. Dari sini kesialan pun dimulai. Supir tuk-tuk ternyata seorang pembalap jalanan juga. Dia menyetir sangat kencang sampai ngepot segala. Namun ini lah sensasi yang bagus buat saya. Selanjutnya kami pun diturunkan di kawasan Khaosan Road. Ternyata supir tuk-tuk nya tadi tidak tau lokasi hotel yang kita tuju. Sialan!
Kami pun mencari hampir 1,5 jam. Merasa hampir putus asa, kami melihat sebuah Police Station di ujung jalan Khaosan. Setelah bertanya, pak polisi kemudian menggambarkan sebuah peta yang akan mengarahkan kami untuk bisa sampai ke hotel. Dan benar saja, kami pun sampai ke hotel yang udah kita booking sebelumnya di Agoda. Kami menginap di Sawasdee Smile Inn kamar nomor 24. Ternyata setelah masuk diluar perkiraan saya. Gambarnya menipu sekali. Namun masih cukup lah dengan fasilitas TV, AC, Kamar mandi dalam dan air panas.
Setelah selesai membersihakan diri, kami pun jalan-jalan malam di daerah Khaosan Road. Khaosan Road sendiri merupakan sebuah jalan panjang, dimana terdapat berbagai macam pertunjukan, makanan, massage, bar, dan masih banyak lagi. Ada serangga goreng yang merupakan makanan unik dari Thai, namun saya tidak berani makan karena takut alergi. Namun kalau hanya sekedar foto bisa dengan membayar 10 baht saja.
Khaosan Road malam hari
Setelah berjalan di sekitar khaosan, perut saya pun lapar. Kami memutuskan untuk mencari makan malam. Sebenarnya disitu banyak dijual makanan, namun tidak ada yang sesuai dengan lidah. Di samping rempah-rempah yang kuat seperti di Malay, juga karena tidak ada nasi yang merupakan makanan pokok orang jawa (maklum lah, gue orang jawa). Disini ternyata makanan pokoknya adalah noodle. Kami pun berjalan ke Democracy Monument yang letaknya tidak terlalu jauh dari Khaosan Road. Di deket situ ada sebuah warung McD yang menjual nasi. Saya pun memesan Chicken Teriyaki+Rice+minum seharga 79 baht.
Setelah perut kenyang kami pun kembali ke hotel. Di perjalanan saya membeli makanan ringan dan air putih seharga 30 baht (snack 24 baht dan air putih 6 baht).   Day 2 >>

1 komentar: