Day 2 >>
Ini
adalah ringkasan perjalanan saya selama backpacker ke Thailand dan ini pertama
kalinya saya menjadi leader dalam perjalanan ini. Saya di
Thailand selama 10 hari terhitung sejak tanggal 10-19 Sept 2012. Sebenarnya
saya berangkat kesana bertiga, namun karena ada kendala di luar perkiraan
akhirnya saya hanya berdua saja, Ivan namanya. Namanya aja juga backpacker,
jadi ya berangkat kesana dengan modal keberanian dan kenekatan saja. Dengan budget yang
minim (sampe jual BB kesayangan segala..hehe), saya berencana akan menghabiskan
waktu di Thailand saja.
Rencana
backpacker ini sebelumnya hanya iseng-iseng aja. Bermula dari sebuah pameran
AirAsia di Tunjungan Plaza Surabaya. Kebetulan pada waktu pameran itu, saya
sempat ngambil brosur-brosur wisata ke ASEAN. Saya tertarik dengan sebuah
brosur yang eye-catching, yaitu trip ke
Thailand. Saya pun berencana pergi kesana.
Lanjut
cerita, saya mendapat kabar dari Ivan kalau ada promo AirAsia ke Bangkok. Saya
pun sangat tertarik untuk mengambil promo itu. Saya berdiskusi sama Ivan dan
akhirnya dia mau. Kemudian dia ajak temen ceweknya, Nabila. Akhirnya kami
bertiga pun mendapat promo AirAsia untuk bertiga keberangkatan SUB-BKK PP pada
pertengahan Maret 2012 (tepatnya agak lupa..hehe).
Day 1 :
10 Sept 2012 (First Step in Bangkok)
Sebelum
berangkat, ada kabar yang menyebutkan bahwa Nabila tidak jadi berangkat karena
ada kepentingan yang tidak bisa di tinggal, apalagi kalau bukan masalah kuliah
n pacar.hehe..:-). Akhirnya saya hanya berangkat berdua saja.
Sebelum
berangkat, saya menukarkan uang rupiah saya dulu ke baht. Saya sempat browsing dulu
tentang tempat penukaran uang tersebut, namun itu semua tidak mempermudah saya
dalam prose situ. Saya mulai mencari penukaran uang pukul 10.30 WIB, namun
tidak ketemu lokasinya. Akhirnya saya iseng ke kawasan ruko di Bratang, dan
ternyata ketemu sebuah tempat penukaran uang, yaitu ”Wangi Valas”. Saya kena rate Rp
315,- untuk setiap baht-nya dan menukar 1 US$ karena saya sangat kepengen
sekali dari dulu. J
Setelah
selesai, saya pun balik ke kost setelah sebelumnya mengisi perut terlebih
dahulu. Pukul 12.45 WIB saya dan Ivan pun berangkat ke Bandara Juanda setelah
mengecek perlengkapan yang dibawa. Saat itu saya membawa tas ransel warna ijo
dan tas jinjing warna item. Cukup efisien untuk sebuah perjalanan yang akan
merubah pandangan saya tentang luar negeri.
Sampai di
Juanda pukul 13.20 WIB, saya pun langsung ke tempat check-in AirAsia, lalu ke
Imigrasi. Tidak ada pengecekan yang terlalu serius disini. Saya cuma
ditanya,”Beneran mau ke Bangkok??” ya saya jawab aja,”Yakin lah, Pak” (agak
judes seh orang nya.. J)
Setelah
menunggu selama 1 jam lebih, akhirnya waktu pemberangkatan pun tiba. Ketika di bus menuju ke pesawat, saya melihat nenek tua yang gak kebagian tempat duduk, dan saya
pun memberikan tempat duduk saya kepada nenek tersebut (semoga kebaikan ku ini
memberikan keselamatan selama berada disana. Amin). Satu lagi, bis nya tanpa
AC. Tapi untung saja hanya sebentar.
Pesawat
pun berangkat tepat jam 15.00 WIB (molor 5 menit dari waktu yang telah
ditetapkan). Selama perjalanan, saya sempatkan untuk membuka majalah yang
disediakan, dan melihat tentang destinasi wisata lainnya di luar negeri
(mengharap bisa ke negara tersebut). Ternyata di pesawat banyak juga orang-orang
Indonesia yang sudah berumur mengikuti paket wisata ke Thailand. Enak juga ya jadi
mereka,,hehe.
1 jam
perjalanan membuat perut saya menjadi lapar. Untung saja, teman saya membawa
roti dan aya pun melahapnya.
Pukul
18.40 tiba di Suvarnabhumi Airport. Perjalanan memakan waktu 3 jam 40 menit.
Dan benar sekali, ternyata arsitektur bandara nya sangat memukau. Luas dan
bagus. Saya pun sempat berfoto-foto juga ketika disana karena ini adalah
terakhir kalinya penerbangan AirAsia akan menggunakan bandara ini sebagai bandara
kedatangan penumpang, dimana akan dialihkan ke Bandara Don Mueang. Setelah
melalui proses imigrasi, saya pun pergi ke ARL (Airport Rail Link) untuk menuju
ke Phaya Thai. Setelah sebelumnya browsing dulu tentang letak
ARL di Suvarnabhumi, akhirnya ketemu juga tempatnya. Ternyata Stasiunnya berada
di lantai bawah bandara itu.
Foto ketika di Suvarnabhumi Airport
Dari sini
lah, pengalaman saya dimulai. Ketika hendak membeli tiket, saya bingung karena
mengunakan Ticket Vending Machine. Namun, agar tidak terlalu malu saya pun
melihat dulu yang dilakukan orang-orang sebelum saya. Setelah mengetahui, saya
pun melakukan hal yang sama. Namun yang terjadi diluar perkiraan saya. Setelah
memasukkan uang kertasa ke dalam mesin, uang tersebut keluar lagi. Saya pun
berpikir mungkin kebalik letak uang nya. Kemudian saya balik posisinya, namun
juga tidak berhasil. Setelah saya lihat-lihat di mesinnya, ada tulisan angka
100, 50, 20. Saya baru sadar kalau itu adalah pecahan yang bisa digunakan,
sedangkan uang saya 1000 Baht. Saya pun segera menukarkan 1000 Baht itu kepada counter dan
mendapatkan tiket berupa sebuah koin. Kemudian, koin itu digunakan untuk
membuka gate ke ARL. Tiket dari Suvarnabhumi ke Phaya Thai 45
Baht. Tidak lupa juga saya mengambil beberapa buah peta Bangkok yang ternyata
akan sangat berguna sekali dalam perjalanan saya nantinya.
Singkat
cerita, naik lah saya di ARL. Saya duduk di depan seorang cewek Thai bersama
adiknya. Cantik seh J. Saya kembali melihat sekitar, ada 4 anak gaul gak
tau darimana, yang jelas matanya sipit (kaya gue) juga backpackeran. Kemudian
saya mengamati tiket ARL. Terbersit di pikiran saya, kenapa kita gak pesen
tiket yang deket aja, nanti turunnya di tempat yang jauh? Hehe.
Airport Rail Link
Setelah
menempuh perjalanan selama 30 menit, sampai lah di Stasiun Phaya Thai. Kemudian
saya mencari kendaraan ke Khaosan Road. Ada banyak Taxi Meter disana, namun
sebelum saya mendapatkan sebuah taksi, datang lah supir tuk-tuk menghapiri
kami. Saya pun menjelaskan kalau saya mau ke Khaosan Road. Dia langsung bilang
“100 Baht”. Saya tawar, akhirnya kena 80 Baht, itu pun dia gak bisa bahasa
inggris dan bisanya pake huruf Thai yang kayak aksara jawa itu. Dia pun
menuliskan harganya di telapak tangan dia. Saya kemudian memberikan alamat
hotel saya kepada si supir tuk-tuk. Di situ selain huruf latin, juga ada
tulisan alamat hotel dalam tulisan Thai dengan harapan jika tidak bisa baca
uruf latin, masih bisa baca huruf Thai itu. Dari sini kesialan pun dimulai.
Supir tuk-tuk ternyata seorang pembalap jalanan juga. Dia menyetir sangat
kencang sampai ngepot segala. Namun ini lah sensasi yang bagus
buat saya. Selanjutnya kami pun diturunkan di kawasan Khaosan Road. Ternyata
supir tuk-tuk nya tadi tidak tau lokasi hotel yang kita tuju. Sialan!
Kami pun
mencari hampir 1,5 jam. Merasa hampir putus asa, kami melihat sebuah Police
Station di ujung jalan Khaosan. Setelah bertanya, pak polisi kemudian
menggambarkan sebuah peta yang akan mengarahkan kami untuk bisa sampai ke
hotel. Dan benar saja, kami pun sampai ke hotel yang udah kita booking sebelumnya
di Agoda. Kami menginap di Sawasdee Smile Inn kamar nomor 24. Ternyata setelah
masuk diluar perkiraan saya. Gambarnya menipu sekali. Namun masih cukup lah
dengan fasilitas TV, AC, Kamar mandi dalam dan air panas.
Setelah
selesai membersihakan diri, kami pun jalan-jalan malam di daerah Khaosan Road.
Khaosan Road sendiri merupakan sebuah jalan panjang, dimana terdapat berbagai
macam pertunjukan, makanan, massage, bar, dan masih banyak
lagi. Ada serangga goreng yang merupakan makanan unik dari Thai, namun saya
tidak berani makan karena takut alergi. Namun kalau hanya sekedar foto bisa
dengan membayar 10 baht saja.
Khaosan Road malam hari
Setelah
berjalan di sekitar khaosan, perut saya pun lapar. Kami memutuskan untuk
mencari makan malam. Sebenarnya disitu banyak dijual makanan, namun tidak ada
yang sesuai dengan lidah. Di samping rempah-rempah yang kuat seperti di Malay,
juga karena tidak ada nasi yang merupakan makanan pokok orang jawa (maklum lah,
gue orang jawa). Disini ternyata makanan pokoknya adalah noodle. Kami
pun berjalan ke Democracy Monument yang letaknya tidak terlalu jauh dari
Khaosan Road. Di deket situ ada sebuah warung McD yang menjual nasi. Saya pun
memesan Chicken Teriyaki+Rice+minum seharga 79 baht.
Setelah perut kenyang kami pun kembali ke hotel. Di perjalanan saya
membeli makanan ringan dan air putih seharga 30 baht (snack 24 baht dan air
putih 6 baht). Day 2 >>
nice share
BalasHapus