Labels

nnifson.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 07 Juni 2012

ASEAN Linkage Programme - Day 4



Wed, 29 August 2007

Hari ini kami berkunjung ke SMK TELOK MAS. Sesampai disana kami disambut oleh pasukan baris berbaris yang namanya PASUKAN KADET POLIS WANITA PENJARA. Pertama melihat memang lucu karena gerakannya berbeda jauh dengan di Indonesia. Kalau di Indonesia, gerakan baris berbaris itu dilakukan dengan pelan dan tegas. Tapi kalau di Malaysia pasukan Kadet ini mempunyai gerakan yang sangat cepat. Setelah demo itu selesai, kami masuk ke ruang makan asrama sekolah tersebut. Disana, kami dikenalkan dengan profil SMK TELOK MAS itu. Tapi saya tidak sempat mencatat karena cara menerangkannya yang sangat cepat. Kemudian kami juga dikenalkan dengan permainan tradisional dari Melaka oleh siswasiswa disana. Ada yang kalau orang Indonesia menyebutnya Lompat Tali,Dakon,Takraw,Dam-daman,Sudah Manda,dll.

Menurut saya, permainan-permainan tradisional itu juga ada di Indonesia. Jadi tidak asing bagi saya untuk melakukannya. Setelah sesi pengenalan permainan tradisional selesai, kami dipandu oleh siswa-siswa disana untuk berkeliling ke sekolah itu. Kita dikenalkan dengan berbagai ruangan yang ada. Perbedaannya dengan sekolah di Indonesia adalah system pembelajarannya yang modern dan bahasa pengantar yang dipakai adalah bahasa Inggris. Dan perbedaan yang sangat nampak dengan SMAN 1 PACITAN adalah  di setiap sisi tembok sekolah itu bergambarkan dan bertuliskan berbagai materi dari beberapa pelajaran, seperti materi pelajaran IPA dan yang lainnya. Sedangkan di SMAN 1 PACITAN tiap sisi tembok sekolah kami polos tanpa ada gambar. Di sekolah itu juga ada mata pelajaran yang mengulas dan mengajar tentang Life Skill atau ketrampilan hidup. Mungkin kalau di Indonesia sekolah yang memuat pelajaran-pelajaran seperti itu ada di Sekolah Kejurusan. 

Setelah beraktifitas di sekolah itu waktu makan siang pun tiba. Saya pun melepas lelah disitu untuk kegiatan selanjutnya.

Pertama saya penasaran, seperti apa kegiatan di homestay itu. Pertama kami pergi ke RAS BATIK. Yaitu tempat pembuatan batik. Saya berpikir, di Pacitan juga ada. Tapi batik di Indonesia dan di Malaysia berbeda sekali. Perbedaan itu terletak pada motiv dan objek yang digunakan untuk membuat batik. Batik di Indonesia umumnya bermotif garis ataupun titik. Sedangkan di Malaysia batik itu bermotif gambar sebuah benda. Misalkan bunga atau hewan. Dan batik di Malaysia juga penuh warna, berbeda dengan batik Indonesia yang hanya mempunyai satu atau dua warna pada tiap batiknya, misalkan hitam dan coklat atau putih dan coklat. Dan bahan pelukis kain batikpun sama dengan Indonesia yang menggunakan getah damar yang dipanaskan dengan suhu yang tinggi. Setelah ke Ras Batik kami pergi ke tempat penyadapan getah karet, setelah mencoba sendiri ternyata susah untuk mendapatkan secangkir getah karet dalam waktu satu hari. Dari Ras Batik kami menuju ke perkebunan Kelapa Sawit, disana diterangkan bahwa sekitar 1 kg kelapa sawit itu berharga sekitar RM 467. Sudah puas di kebun kelapa sawit, kami pindah ke lokasi yang lain, yaitu SAWAH. Kami diterangkan tentang padi disana dan produksinya. Ternyata di Pacitan juga ada. Di sungai dekat sawah itu kami ,melihat orang menangkap ikan dengan memakai jala. Itupun juga ada di Pacitan. Lokasi terakhir yaitu di sungai. Disana kami melihat orang yang sedang memancing ikan. Menurut saya, cara memancing ikan ini sudah umum dimana-mana. Tapi yang saya suka di tempat ini suasananya sejuk sekali dan bersih. Nyaman bila dipakai merenung. Di sungai itu juga terdapat bangku kayu yang sengaja dibuat untuk menikmati pemandangan indah di sungai itu. Setelah ketiga lokasi itu kami kunjungi, saatnya pulang dan mempersiapkan diri untuk pertunjukkan malam budaya malam ini.

Makan malam pun tiba. Makan malam ini berbeda dengan makanan sebelumnya dengan menu ayam bakar. Wah, jadi ingat Pacitan lagi.

Kegiatan malam budaya digabungkan dengan pesta pernikahan orang Melaka (tapi cuma pura-pura) dan dimulai sekitar pukul 09.00 pm. Karena pada malam budaya ini saya akan menampilkan tari tradisional Jawa, maka dengan kemampuan Prastika yang dapat menari Jawa dia berias dan memakai baju tari Gambyong itu sendiri. "Ternyata susah untuk memakai sendiri pakaian tari itu!"katanya sebel. Setelah pengantin tiba dan duduk di pelaminan, kami dipanggil pernegara untuk memberi restu dan menaruh bunga, santan dan beras pada tangan si pengantin tersebut. Istilah ini disebut dengan TEPONG TAWAR. Penari di acara itu menarikan tari tradisional, namanya TARI GENDANG SAYANG MAMBO.
Acara pesta selesai, dan waktu untuk menampilkan kebudayaan Indonesia pun tiba. Dengan latihan yang hanya sebentar dan rencana yang sederhana kami pun menampilkan TARI GAMBUH, sebenarnya dengan tidak sengaja kami menciptakan tari ini karena kami bingung akan menampilkan apa. Tari Gambuh ini modifikasi dari tari klasik asli Jawa Tengah, tari Gambyong dengan tembang Macapat Gambuh. Dan tari ini disambung oleh teman-teman dari Indonesia dengan menyanyikan satu lagu tradisional dari Papua, APUSE dan satu lagu Nasional, yaitu Tanah Airku. Sedangkan saya bermain gitar untuk mengiringi teman-teman. Alhasil, pertunjukan singkat ini menarik banyak mata dari masing-masing Negara karena juga didukung dengan sedikit drama dengan pura-pura tersandung. Jangankan peserta dari Negara lain, pak Heri saja juga ikut tertipu. “Maaf ya, Pak”.:-) 
Setelah semua Negara  menampilkan kebudayaan yang dimilikinya, acara seperti malam akrab di tempat homestay itupun berlangsung. Dari sinilah kami sangat merasakan persaudaraan yang dalam dengan sesame teman. Kami merasa sangat dekat di malam itu. Acara malam akrab ini diwarnai dengan tari tradisional disana, namanya tari Lambat. Semua orang menuju ke halaman dan menari Lambat. Saya pun tidak ketinggalan untuk ikut menari meskipun saya tidak bisa menari,heee, yang penting saya sudah ikut meramaikan acara pada malam itu. Acara perayaan perkawinan itu selesai, dan kami diajak untuk melihat demonstrasi pembuatan kue tradisional. Salah satu kue yang dibuat adalah kue Melaka. Kalau di Pacitan kue ini disebut dengan kue Klepon. Dengan bahan tepung terigu dan gula jawa ditengahnya, juga ditambah dengan taburan parutan kelapa di atasnya. Rasanya juga sama dengan kue Klepon buatan Pacitan. Setelah itu kita pulang dan tidur pada pukul 01.00 am.

0 komentar:

Posting Komentar