Sudah lama saya nggak menulis
artikel lagi, sekarang jadi kepengen nulis
lagi. Kali ini tulisan saya tentang Semarang.
Yap, ibukota Jawa Tengah ini menyimpan
beberapa objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi tentunya. Oke,
langsung saja kepada hasil tulisan saya, cekidot….!!
Sebenarnya trip kali
ini tidak sengaja bagi saya, karena memang tidak pernah direncanakan dan
perjalanan wisata kali ini merupakan bagian dari rangkaian acara saya dalam
final salah satu kompetisi nasional dimana saya menjadi finalis dengan menjadi
wakil kampus saya. Tepatnya tanggal 26-28 Juli 2012. Lumayan lah, sekali mendayung dua sampe tiga benua kalo perlu
bisa terlampaui :-D
Perjalanan dimulai dari Surabaya tentunya, dari kampus saya. Setelah
mendapatkan restu dari para dosen, saya berempat dengan teman saya ada Fendi,
Tito dan Tiche bergegas menuju Stasiun Pasar Turi. Kebetulan perjalanan kali
ini menggunakan kereta api eksekutive ( jujur men, baru kali ini gue naik
kereta eksekutive :-D). Perjalanan dari kampus ke Stasiun memakan waktu sekitar
45 menit mengunakan layanan taksi terkenal di Surabaya apalagi kalau bukan Blu*B*rd Taxi.
Sampai di Stasiun pukul 13.15 WIB. Sambil menunggu keberangkatan kereta yang
dijadwalkan berangkat pukul 14.10 WIB, kami pun menyempatkan sejenak untuk
mendokumentasikan perjalanan kami, agar bisa dijadikan kenangan guys.
Di depan Stasiun Pasar Turi
Pukul 14.10 WIB kereta pun berangkat menuju Semarang. Kami mendapatkan
kursi yang berhadapan. Perjalanan ke Semarang
memakan waktu sekitar 4 jam. Pukul 18.30 WIB sampailah kita di Stasiun Semarang. Lumayan gedhe lah, dengan sedikit sentuhan
arsitek jawa yang masih ada. Setelah turun dari kereta, kita segera mencari
transportasi ke penginapan kita. Dapat lah sebuah taksi berwarna putih di
sekitar stasiun yang mau mengantarkan kita ke penginapan sambil berwisata malam
di Semarang.
Stasiun Semarang
Tujuan pertama yaitu Kota Lama, yaitu sebuah kawasan yang
terdiri dari bangunan tua peninggalan jaman kolonial Belanda dulu. Kami pun
menyempatkan mendokumentasikan beberapa spot terbaik di sekitar lokasi itu.
Setelah berfoto-foto kami pun melanjutkan perjalanan ke kawasan Simpang Lima,
yang merupakan persimpangan yang memiliki lima
cabang. Kawasan ini terkenal dengan berbagai macam kulinernya yang kebetulan
perut kami sudah campusari-an alias
keroncongan untuk segera mencicipinya. Kami berhenti di sebuah warung makan yang
berada di kawasan tersebut yang menjual makanan khas Semarang, yaitu Tahu Gimbal. Saya pun memesan
satu porsi ditambah dengan seporsi es teler durian yang menggugah selera. Tak
berselang lama pun makanan saya dating. Hmmmm, bener-bener maknyus ne makanan. Kalo di Surabaya mirip dengan Rujak Cingur-nya.
Perpaduan antara tahu, lontong, telur, sayur dan bumbunya yang ciamik menghasilkan rasa yang sangat
enak. Apalagi ditambah kondisi perut yang lapar.
Tahu Gimbal Semarang
Puas mengisi perut, kami pun melanjutkan perjalanan ke hotel
tempat kami menginap, tepatnya di Grand Candi Hotel. Perjalanan ke hotel kami
disuguhkan pemandangan bergunung-gunung. Ternyata kota
Semarang ini
berada di dataran tinggi, hotelnya juga sih.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit sampailah di hotel tempat kita
menginap. Oh iya, kami menginap di hotel ini bersama satu orang dosen kami yang
kebetulan dalam perjalanan ke Semarang
tidak ikut bersama kita. Beliau menggunakan pesawat karena masih ada pekerjaan
yang belum diselesaikan. Setelah menunggu beliau, akhirnya datang juga. Kami
pun segera masuk kamar untuk mempersiapkan perlombaan besok. Kamarnya cukup
bagus, kelas empat lah sekitarannya. J
Perlombaan saya kali ini dimulai pukul 08.00 WIB dan selesai
sekitar pukul 11.30 WIB. Selesai melaksanakan shalat Jumat, city tour pun dimulai. Paket wisata kota kali ini menggunakan
bus dari kampus yang bertindak sebagai tuan rumah acara ini. Perjalanan dimulai
di tempat wisata terkenal di Semarang,
yaitu Lawang Sewu. Kenapa disebut Lawang Sewu atau dalam bahasa Indonesia
berarti Seribu Pintu ini? Ya, karena dalam bangunan ini terdapat banyak sekali
pintu dan dalam psikologis orang jawa, pengganti bilangan “banyak” yang paling
mudah diterima masyarakat jawa jaman dahulu adalah seribu atau dalam bahasa
jawa berarti sewu.
Tempat wisata Lawang Sewu ini terletak di pusat kota Semarang,
Jawa Tengah. Tiket masuk ke tempat ini adalah Rp 10.000,- untuk hari biasa
maupun hari libur/hari besar. Tempat ini buka setiap hari dari pukul 07.00 s/d
21.00 WIB. Ekspedisi pun dimulai. Meskipun ada tour guide disitu, namun kami berempat tidak menggunakan jasa itu.
Kami berpetualang sendiri. Kami menyusuri beberapa bagian dari bangunan ini,
mulai dari ujung bawah yang terdapat terowongan dan bekas penjara tawanan
penjajah lolonila Jepang pada masa itu sampai ke ujung atas yang katanya pernah
digunakan dalam acara uji nyali di salah satu stasiun televisi swasta. Memang,
kesan suram dan angker sangat terasa ketika berada di atas. Kelembaban udara
yang tinggi di tambah sedikitnya cahaya matahari yang masuk ke tempat itu dan
banyaknya kelelawar menambah aura mistis terpancar dari tempat itu. Selain itu
ditambah dengan sisi histories tempat ini dimana terdapat gambaran kejamnya
sang Jepang dalam mengelola gedung tersebut yang dulu sebagai pusat perkantoran
perkereta-apian diubah sebagai tempat pembantaian bagi penduduk Indonesia
di bawah tanah dari lubang pembuangan yang ada di Lawang Sewu.
Lawang Sewu
Lawang Sewu
Lawang Sewu
Kamipun melanjutkan menelusuri sisi lain bangunan itu sampai
ke semua sisi. Sampai-sampai kita tidak tahu jalan keluarnya. Akhirnya kita
bertemu rombongan kami dan akhirnya kita bisa keluar dari tempat itu. Banyaknya
pintu dan bentuk bangunan yang hampir sama membuat kita kebingungan untuk
kembali ke tempat asal. Saya sempat mengabadikan beberapa foto di lokasi ini.
Perjalanan dilanjutkan menuju tempat wisata berikutnya yaitu
Klenteng Sam Po Kong. Tempat ini oleh warga sekitar juga biasa disebut dengan
Gedong Batu. Kurang tau juga kenapa bisa dikenal dengan sebutan itu. Komplek
ini terdiri dari sejumlah anjungan yaitu Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong,
Klenteng Tho Tee Kong dan empat tempat pemujaan. Yang menjadi ikon penting dari
kompleks ini tentu saja Klenteng Besa dan gua Sam Po Kong. Namun pada saat itu
kompleks nya sudah tutup, jadi kita hanya bisa menikmati dari luar area saja.
Sangat disayangkan sih sebenarnya.
Tapi gak papa lah, wong namanya aja gratis kok. Kami hanya sempat berkeliling ke
kompleks tersebut sambil mengabadikan foto kami di tempat ini. Maklum, belum
tentu juga kita akan menginjakkan kaki disini.
Sam Poo Kong
Sam Poo Kong
Perjalanan dilanjutkan ke tempat oleh-oleh khas Semarang, apalagi kalo bukan Lumpia khas Semarang yang sudah terkenal itu. Yap, ternyata bis kita diberhentikan di
sebuah tempat yang disitu banyak dijual oleh-oleh khas Semarang yang lain. Saya di kasih tau sama
panitia dan ditunjukkan tempat lumpia [aling enak di Semarang. Ternyata tempatnya hanya sebuah
gerobak yang disitu terdapat bapak penjual dan seorang asistennya. Tapi kalo
bicara jualannya, masyaallah laku
keras. Bapak penjualnya sendiri bilang sering kewalahan ketika berjualan. Dia
buka mulai jam 9 pagi dan kadang-kadang tengah hari sudah habis. Alhamdulillah, pada saat itu persediaan
masih banyak jadi kami masih kebagian.
Oiya, pada waktu itu saya dapat Lumpi gretongan loh. Ceritanya seperti ini, pada waktu itu ketiga teman
saya dan dosen saya membeli 20 kotak lumpia. Harga satu kotak lumpia Rp
25.000,-. Nah, iseng-iseng saya bilang ke penjualnya kalau sudah beli banyak
masa nggak dapat bonus. Eh, sama
penjualnya dikasih satu kotak isi dobel. Lumayan lah, buat oleh-oleh orang rumah.
Selain ke tempat makanan, saya juga menyempatkan membeli
sebuah kaos bertuliskan “Semarang”, sekedar informasi ini adalah agenda wajib
ketika saya mengunjungi daerah wisata baru bagi saya. Maklum, saya kan juga hobi traveling.
Selesai itu perjalanan di lanjutkan ke Masjid Agung Semarang
untuk berbuka puasa, namun rombongan kami tidak ikut Karen asalah satu teman
kami ada yang sakit jadi terpaksa kita gak ikut perjalanan berikutnya.
Esoknya, sebelum kita balik ke Surabaya,
kita menyempatkan diri sebentar untuk membeli oleh-oleh lagi sebelum akhirnya
melanjutkan perjalanan pulang ke Surabaya
dengan kereta api.
Sekian ringkasan perjalanan kami. Semoga menghibur kalian
semua.
0 komentar:
Posting Komentar