Labels

nnifson.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 12 Juli 2015

Solo Backpacker Malaysia - Day 3 (Genting Highland)

Hari ini saya berencana pergi ke Genting Highland. Tujuan utama saya adalah untuk mencicipi arena Snow World, yaitu sebuah wahana salju seperti kota-kota di Eropa. Dengan luas ruangan sekitar 30x30 meter kita bisa menikmati dan menjelajah semua area Snow World tersebut.

Saya bersama tiga orang, Tante, Ayah dan Mira (Adiknya Tante). Perjalanan dimulai dari tempat Tante saya di daerah Damansara Utama, Selangor menuju KLIA Sentral menggunakan taksi. Sampai di KLIA Sentral, kami segera menuju lantai basement untuk membeli tiket bus jurusan Genting, Go Genting. Namun apa daya, hari ini rupanya keberuntungan belum bermihak kepada kita. Bus jurusan Genting telah sold-out, jadi kami terpaksa naik taksi dengan harga yang cukup mahal, RM 80.

Perjalanan ke Genting sekitar 1 jam. Di perjalanan, saya sangat menikmati panorama yang ada disekitar jalan menuju Genting. Green Area disana masih terjaga dengan baik. Masyarakat disana sangat menjaga kelestarian hutan demi masa depan bumi mereka.
Kami tiba di pintu gerbang Sky Tower, yang mana kita akan menaiki SkyTrain, sebuah kereta gantung yang digunakan untuk dapat menuju  lokasi Genting Highland. Selama menaiki kereta gantung ini, adrenalin saya terpacu. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja kereta ini berhenti di tengah jalan. Saya mencoba melihat ke bawah, dan memang sangat mengerikan. Syukur lah, kami sampai di Genting Highland dengan selamat.






Sesampainya disana, tepatnya di depan First World Hotel saya segera menuju ke Indoor Theme Park. Kami harus bolak-balik turun escalator untuk bisa mencapai tempat tersebut. Lumayan menguras tenaga juga rupanya. Sesampainya di Indoor Theme Park, saya sempatkan untuk mengeksplore tempat ini sebelum kepada tujuan utama saya, yaitu Snow World.








Sampai lah saya di depan pintu masuk Snow World. Dengan membeli tiket RM 30, kita bisa menikmati winter seperti di Eropa dengan suhu minus 5 derajat celcius selama 45 menit. Tapi karena saya manusia tropis, belum nyampai 20 menit udah ga tahan sama hawa dinginnya. Brrrrrr.....

Harga tersebut sudah termasuk pinjaman jaket, sepatu, dan sarung tangan. Di tempat ini dilarang membawa makan, minum, dan kamera dengan berbagai jenis (namun ternyata ketika di dalam banyak sekali orang-orang yang membawa kamera). Untuk mengabadikan foto di dalam wahana salju ini, ada banyak tukang foto keliling di dalam Snow World. Jika merasa kedinginan, kita bisa bersembunyi di Warm House. Sebuah IGLOO (rumah es) yang suhunya lebih hangat. Disini juga ada beberapa permainan yang bisa kita gunakan untuk menghangatkan badan, salah satunya adalah perosotan menggunakan ban. Saya mencobanya dan memang lumayan menghidupkan kembali jari tangan saya yang beku pada saat itu.

Selesai menikmati wahana tersebut, saya bergegas keluar dan alangkah terkejutnya ketika saya hendak menebus foto saya ketika berada di dalam. 1 foto harus ditebus dengan harga RM 40. Amazing. Saya akhirnya hanya mengambil 1 foto saja sebagai kenang-kenangan.

Setelah puas seharian di Genting Highland, kami segera bergegas pulang karena hari sudah mulai sore. Namun, lagi-lagi keberuntungan belum berpihak kepada kami. Bus Go Genting juga sudah sold-out. Selidik punya selidik, ternyata hal ini disebabkan di Malaysia sedang musim libur sekolah, jadi rata-rata transportasi menuju pusat wisata menjadi sangat ramai. Akhirnya kami pun menyewa sebuah taksi lagi menuju KLIA sentral dengan harga yang sama ketika berangkat ke Genting.

Sampai di KLIA Sentral, saya mencoba naik moda transportasi yang dibanggakan oleh orang Malay, yakni MRT (Mass Rapid Train). Memang terkesan tepat waktu dan nyaman, maka dari itu lah moda transportasi ini menjadi kebanggan masyarakat sana.
Kami berhenti di shelter Taman Bahagia.





Dari Taman Bahagia kami menyambung menggunakan taksi menuju ke tempat tante saya. Setelah beristirahat sebentar, saya pergi ke One Utama Mall, sebuah mall dekat rumah tante yang lumayan besar. Agenda saya hanya jalan-jalan saja. Tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia. Barang-barang yang dijual pun mirip-mirip dengan yang ada di Indonesia. Waktu itu saya mencoba ice cream buah yang dijual disana. Lumayan worth it lah.

Setelah capek jalan-jalan, saya pun kembali ke rumah untuk beristirahat.

0 komentar:

Posting Komentar