Labels

nnifson.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 06 Mei 2014

Padang - One Day Short Trip (Part 1)


Hai guys, lama juga ni blog gak update. Langsung aja ya?
Semenjak Januari 2014, aku dapat penempatan kerja di Sumatera Barat, tepatnya di Kota Bukittinggi. Kesan pertamaku ketika nyampe disini adalah dingin. Yap, kota ini termasuk kategori kota yang dingin. Bagaimana enggak, dari namanya aja udah ketauan kalo lokasi dari kota ini ada di bukit, dan kalo udah bicara tentang bukit pastinya dalam benak kalian adalah ketinggian dan kalo udah bicara tentang ketinggian, maka jika dihubungkan dengan tekanan udara yang rendah akan mengakibatkan suhu yang rendah. Suhu yang rendah artinya adalah dingin.

Kota Bukittinggi memiliki beberapa objek wisata yang beragam. Mungkin bisa googling untuk bisa mengetahui apa aja yang ada di Bukittinggi. Beberapa diantaranya adalah Jam Gadang, Ngarai Sianok, Panorama, Goa Jepang, dan masih banyak lagi.
Satu hal yang paling aku kagumi disini, yaitu wanitanya. Kota ini memiliki banyak wanita cantik. Cantik disini maksudnya adalah cantik yang natural. Disini jarang ditemui wanita mengenakan hot-pants dan sejenisnya. Berbeda sekali dengan wanita yang ada di kota metropolitan yang kebanyakan mengenakan pakaian yang agak terbuka. Dari sisi warna kulit, wanita disini memiliki tekstur kulit yang bersih, kuning langsat cenderung putih, dan halus. Benar-benar mengagumkan.
Namun kali ini aku akan menceritakan perjalanan singkatku selama 1 hari menyusuri beberapa kota di Sumatera Barat.
Pada waktu itu kami dapat libur dalam rangka pemilu 2014. Tanpa menyia-nyiakan waktu libur, aku dan temenku, Sutarman, berencana untuk berwisata ke Danau Maninjau. Kami pun berangkat pukul 9.30 WIB. Dengan bermodal sebiah motor hasil pinjaman ke salah satu pegawai di kantor, kami pun berangkat ke Danau Maninjau. Perjalanan ke Danau Maninjau dari Bukittinggi, tepatnya di Pasar Aur Kuning, memakan waktu sekitar satu jam. Dalam perjalanan, aku melihat dan menikmati pemandangan yang luar biasa indah. Melewati persawahan, ngarai, tebing, dan perumahan penduduk mengingatkanku kepada kampung halaman.
Sebelum sampai di Danau Maninjau, kami singgah dulu di Puncak Lawang. Disana terdapat beberapa view yang eksotis dimana kita bisa melihat dan menikmati Danau Maninjau dari atas lereng bukit. Benar-benar mengagumkan. Kami mampir dulu di Ambun Tanai, sebuah tempat persinggahan sebelum sampai di Puncak Lawang untuk melihat Danau Maninjau dari ketinggian. Kami pun mengabadikan beberapa foto di tempat itu.




Perjalanan di lanjutkan menuju ke Puncak Lawang Adventure Park. Sebuah tempat untuk berkumpul, mengadakan acara outbond ataupun menguji adrenalin dengan menaiki paragliding bisa dinikmati di tempat itu. Kami hanya menikmati pemandangan dari atas Danau Maninjau dan mengabadikan beberapa dokumentasi di tempat itu.
Selanjutnya, perjalanan di lanjutkan ke Puncak Lawang. Puncak Lawang merupakan sebuah tempat yang paing tinggi dari deretan perbukitan yang mengelilingi Danau Maninjau. Dari tempat itu kita bisa melihat keeksotisan Danau Maninjau. Di tempat itu juga menyediakan spot untuk pengunjung yang ingin merasakan permainan paragliding. Pada saat itu, aku sempat ditawari untuk ikut naik ke atas, namun aku gak yakin itu semua gratis. :-D




Puas menikmati pemandangan Danau Maninjau dari Puncak Lawang, kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju ke Danau Maninjau. Nasib sial emang selalu menemani perjalananku. Ketika akan turun, motor kami ternyata bocor. Dan apesnya, bengkel terdekat terletak kurang lebih 5 km. Busyeet. Kami pun terpaksa mendorong motor tersebut. Akhirnya kami menemukan sebuang bengkel yang letaknya masuk gang. Beruntungnya, bengkel tersebut bisa dikategorikan sebagai bengkel yang bagus, karena aku bisa lihat dari bagaimana mereka memperbaiki kerusakan motor kami.
Setelah menunggu selama kurang lebih setengah  jam, kami pun melanjutkan perjalanan ke Danau Maninjau. Sebelum mencapai Danau Maninjau, kita melewati sebuah rentetan kelokan, dimana orang disini menyebutnya “Kelok 44”. Di setiap kelokan, kami membuat dokumentasi. Benar-benar melelahkan, but it’s awesome.



Kami pun sampai di Danau Maninjau dan mengelilingi danau. Menurut Wikipedia, Danau Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat,Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam. Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.


Setelah berkeliling, kami pun mampir di sebuah warung makan di ujung danau. Kami makan Soto dimana penjualnya ternyata berasal dari Solo, Jawa Tengah. Kami pun sempat mengobrol dengannya. Ternyata, penerangan di daerah itu hanya dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi, karena masih menggunakan PLTA lokal saja.

0 komentar:

Posting Komentar