Hai guys, lama juga ni blog gak update. Langsung aja
ya?
Semenjak Januari 2014, aku dapat penempatan kerja di
Sumatera Barat, tepatnya di Kota Bukittinggi. Kesan pertamaku ketika nyampe
disini adalah dingin. Yap, kota ini termasuk kategori kota yang dingin.
Bagaimana enggak, dari namanya aja udah ketauan kalo lokasi dari kota ini ada
di bukit, dan kalo udah bicara tentang bukit pastinya dalam benak kalian adalah
ketinggian dan kalo udah bicara tentang ketinggian, maka jika dihubungkan
dengan tekanan udara yang rendah akan mengakibatkan suhu yang rendah. Suhu yang
rendah artinya adalah dingin.
Kota Bukittinggi memiliki beberapa objek wisata yang
beragam. Mungkin bisa googling untuk
bisa mengetahui apa aja yang ada di Bukittinggi. Beberapa diantaranya adalah
Jam Gadang, Ngarai Sianok, Panorama, Goa Jepang, dan masih banyak lagi.
Satu hal yang paling aku kagumi disini, yaitu
wanitanya. Kota ini memiliki banyak wanita cantik. Cantik disini maksudnya
adalah cantik yang natural. Disini jarang ditemui wanita mengenakan hot-pants dan sejenisnya. Berbeda sekali
dengan wanita yang ada di kota metropolitan yang kebanyakan mengenakan pakaian
yang agak terbuka. Dari sisi warna kulit, wanita disini memiliki tekstur kulit
yang bersih, kuning langsat cenderung putih, dan halus. Benar-benar
mengagumkan.
Namun kali ini aku akan menceritakan perjalanan
singkatku selama 1 hari menyusuri beberapa kota di Sumatera Barat.
Pada waktu itu kami dapat libur dalam rangka pemilu
2014. Tanpa menyia-nyiakan waktu libur, aku dan temenku, Sutarman, berencana
untuk berwisata ke Danau Maninjau. Kami pun berangkat pukul 9.30 WIB. Dengan
bermodal sebiah motor hasil pinjaman ke salah satu pegawai di kantor, kami pun
berangkat ke Danau Maninjau. Perjalanan ke Danau Maninjau dari Bukittinggi,
tepatnya di Pasar Aur Kuning, memakan waktu sekitar satu jam. Dalam perjalanan,
aku melihat dan menikmati pemandangan yang luar biasa indah. Melewati
persawahan, ngarai, tebing, dan perumahan penduduk mengingatkanku kepada kampung
halaman.
Sebelum sampai di Danau Maninjau, kami singgah dulu di
Puncak Lawang. Disana terdapat beberapa view
yang eksotis dimana kita bisa melihat dan menikmati Danau Maninjau dari atas
lereng bukit. Benar-benar mengagumkan. Kami mampir dulu di Ambun Tanai, sebuah
tempat persinggahan sebelum sampai di Puncak Lawang untuk melihat Danau
Maninjau dari ketinggian. Kami pun mengabadikan beberapa foto di tempat itu.
Perjalanan di lanjutkan menuju ke Puncak Lawang
Adventure Park. Sebuah tempat untuk berkumpul, mengadakan acara outbond ataupun
menguji adrenalin dengan menaiki paragliding bisa dinikmati di tempat itu. Kami
hanya menikmati pemandangan dari atas Danau Maninjau dan mengabadikan beberapa
dokumentasi di tempat itu.
Selanjutnya, perjalanan di lanjutkan ke Puncak Lawang.
Puncak Lawang merupakan sebuah tempat yang paing tinggi dari deretan perbukitan
yang mengelilingi Danau Maninjau. Dari tempat itu kita bisa melihat keeksotisan
Danau Maninjau. Di tempat itu juga menyediakan spot untuk pengunjung yang ingin merasakan permainan paragliding.
Pada saat itu, aku sempat ditawari untuk ikut naik ke atas, namun aku gak yakin
itu semua gratis. :-D
Puas menikmati pemandangan Danau Maninjau dari Puncak
Lawang, kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju ke Danau Maninjau. Nasib
sial emang selalu menemani perjalananku. Ketika akan turun, motor kami ternyata
bocor. Dan apesnya, bengkel terdekat terletak kurang lebih 5 km. Busyeet. Kami
pun terpaksa mendorong motor tersebut. Akhirnya kami menemukan sebuang bengkel
yang letaknya masuk gang. Beruntungnya, bengkel tersebut bisa dikategorikan
sebagai bengkel yang bagus, karena aku bisa lihat dari bagaimana mereka
memperbaiki kerusakan motor kami.
Setelah menunggu selama kurang lebih setengah jam, kami pun melanjutkan perjalanan ke Danau
Maninjau. Sebelum mencapai Danau Maninjau, kita melewati sebuah rentetan
kelokan, dimana orang disini menyebutnya “Kelok 44”. Di setiap kelokan, kami
membuat dokumentasi. Benar-benar melelahkan, but it’s awesome.
Kami pun sampai di
Danau Maninjau dan mengelilingi danau. Menurut Wikipedia, Danau Maninjau adalah
sebuah danau di
kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam,
provinsi Sumatera Barat,Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah
utara Kota Padang,
ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27
kilometer dari Lubuk Basung,
ibukota Kabupaten Agam. Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini
berada di ketinggian 461,50
meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki
kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang
bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk
bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang,
keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Setelah berkeliling,
kami pun mampir di sebuah warung makan di ujung danau. Kami makan Soto dimana
penjualnya ternyata berasal dari Solo, Jawa Tengah. Kami pun sempat mengobrol
dengannya. Ternyata, penerangan di daerah itu hanya dari jam 6 sore sampai jam
6 pagi, karena masih menggunakan PLTA lokal saja.
0 komentar:
Posting Komentar